BIF - Maret 2009

Promosi pariwisata Jateng di Negeri Jiran (3-habis)
Sabtu, 28 Maret 2009

Promosi pariwisata Jateng di Negeri Jiran (3-habis)
Wisman akan dibawa ke BIF

Image
Foto: Hery Suyanto
ANTUSIASME para calon wisatawan mancanegara (wisman) dari Malaysia, Thailand, Cina, Hongkong, Singapura, dan negara-negara di sekitar Asia untuk berkunjung ke Jawa Tengah tak boleh disia-siakan. Itu artinya, seluruh pelaku pariwisata harus mampu membuktikan bahwa apa yang mereka jual dan ditawarkan di MATTA Fair, Kuala Lumpur, Malaysia baru-baru ini memang benar-benar purna jual. Sebuah even yang tidak kalah besar bila dibanding dengan MATTA Fair yang akan digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupa Borobudur International Festival (BIF) 22-26 Juni 2009, boleh jadi langkah konkret untuk menggaet simpati calon wisatawan manca negara.

Bahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng lewat Kabid Pemasaran Drs Budiyanto SH MHum terus melakukan sosialisasi ke berbagai wilayah, termasuk ke Bali, Medan, Jakarta dan Malayasia. ”Untuk sosialisasi di luar Asia tidak kita laksanakan, pasar kita yang wilayah Asia ini,” kata Budiyanto.

Even BIF nanti sangatlah akbar, mulai pameran pariwisata, widya wisata dengan mengunjungi objek wisata yang dimiliki Jateng sampai dengan seminar internasional. ”Wisatawan manca negara akan kita ajak keliling Jateng, menikmati keindahan alam kita. Harapannya, mereka akan membawa teman di kemudian hari dengan jumlah lebih banyak lagi,” harap Budiyanto.

Agenda dari BIF sendiri antara lain, pertunjukan seni dan budaya dari Sabang sampai Meraoke, pertunjukan seni dan budaya Indonesia maupun dari mancanegara, widya wisata (wisata) meliputi objek yang belum banyak dikenal. Kemudian seminar internasional, temu bisnis yang akan diikuti para pelaku pariwisata di dunia dan pameran.

Sembilan negara
Dari sosialisasi Dinbudpar Jateng saat mengikuti MATTA Fair baru-baru ini, minimal sudah sembilan negara yang menyatakan akan ikut ambil bagian dalam even Borobudur International Festival ini.

Sementara itu para pelaku wisata di Jateng mulai dari PHRI, Asita, Asosiasi Wisata Agro Indonesia (AWAI), PPW dalam pertemuan di Kuala Lumpur sepakat untuk menyukseskan kegiatan BIF ini. "Kegiatan ini tanggung jawab kita juga selaku pelaku wisata," tutur Andi dati TX Tour Semarang.

Bagi Jateng, tambah Budiyanto, Malaysia merupakan pasar besar. Budaya masyarakatnya juga nyaris sama. Demikian juga bahasanya, sama-sama berasal dari bahasa Melayu.

Selama ini wisatawan dari Malaysia lebih banyak lari ke Bandung, Jakarta, Yogyakarta atau Bali. Pertimbangan mereka mengapa memilih daerah tersebut, sangat sederhana, bisa terbang langsung ke wilayah itu.

"Di Bandung mereka pasti belanja, karena wilayah ini memang terkenal dengan pakaian atau sepatu yang murah-murah," tutur Peter Lam, pemandu wisata asal Malaysia.

Belakangan ini beberapa objek seperti Masjid Agung Demak, Karimunjawa dan beberapa objek lainnya mulai dilirik. Bahkan Pemda Demak terkait dengan makin tingginya minat wisatawan asing, sudah bersiap, termasuk menyediakan jamuan makan malam. Ini angin sejuk bagi dunia pariwisata. Bahkan pedagang dan pengemis di sana juga sudah diatur sehingga tertib.

Belajar
Setelah even akbar MATTA Fair selesai, Jawa Tengah memang harus banyak belajar dari Malaysia. Negeri yang kecil, dengan penduduk yang jauh lebih kecil dibanding Jateng, bisa membangkitkan pariwisata yang wow... sangat luar biasa. "Anda masuk hotel, sudah bisa membaca peta wilayah mana-mana yang akan dikunjungi, " kata Peter Lam.

Hampir semua hotel memajang menu seluruh objek wisata di seluruh provinsi di Malaysia. Bahkan termasuk wilayah Serawak, Sabah bagian atas dari Pulau Kalimantan yang bagi kita masih buta peta di sana. "Ternyata di sana adalah surga bagi wisatawan lho," tutur Colichoel dari Kaisa Rosie Tour.

Kemudian pembangunan fisik dan penataan wilayah yang terintegrasi dengan baik, ternyata ujung-ujungnya adalah mendukung pariwisata juga. Contoh kecil adalah pembangunan pusat pemerintahan di Putrajaya. Di sana bukan cuma berdiri gedung untuk para menteri, tetapi saat ini menjadi objek wisata dengan pemandangan yang mencengangkan. Hery Suyanto-yan

Pengikut