Berita Wisata terkini- April 2007

berita wisata terkini

Saturday, April 14, 2007
Pede Menjual Semarang



WAKTU pelaksanaan kegiatan pesta budaya Semarang Pesona Asia (SPA) Agustus mendatang tinggal menghitung hari. Karenanya, panitia yang terlibat pun harus bekerja keras untuk menyiapkan segala sesuatunya. Tak terkecuali, Ketua Steering Committee Agus Suryono. Setiap saat tangannya harus cekatan mengangkat telepon selulernya untuk berkoordinasi dan melakukan evaluasi dengan panitia lainnya. Seperti halnya terlihat kemarin, ia mengontak Ketua Panitia Organizing Committee, Soemarmo HS, menanyakan kesiapan event organizer yang menangani perhelatan itu. Tentu saja, hal itu menambah kesibukan kesehariannya sebagai Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Jateng.
Sejak awal dilibatkan dalam kepanitiaan, pria kelahiran Jepara 50 tahun lalu itu mengaku antusias. Pasalnya, lembaga yang ia pimpin terkait dengan upaya menarik investor, baik dalam maupun luar negeri. Diharapkan kegiatan SPA, Semarang mampu meningkatkan sektor trade, tourism, and investment. Terlebih jabatan ia sebelumnya juga mengurusi tetek-bengek pariwisata Jateng, yakni sebagai mantan Kepala Dinas Pariwisata Jateng.
''Keberhasilan SPA ini merupakan salah satu modal untuk bisa menunjukkan potensi yang dimiliki Semarang,'' katanya saat ditemui di ruang kerjanya.
Ia menyebutkan status Semarang sebagai ibukota provinsi dituntut untuk bisa menjadi tolok ukur kemajuan bagi kota dan kabupaten lainnya. Saat ini basis perekonomian kota lumpia bersandar perdagangan dan investasi. Sementara, di sisi sektor pariwisata, masih sebatas menjadi pintu gerbang wisatawan. Contohnya, penumpang wisatawan kapal pesiar yang kini rutin bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas justru lebih banyak memilih melanjutkan perjalanannya ke Candi Borobudur. Apabila Semarang mampu mengemas kegiatan seni budaya yang menarik secara berkesinambungan, bukan tidak mungkin dilirik wisatawan. Menurutnya, untuk bisa sukses, SPA tidak melulu ditangani Pemkot semata. Keterlibatan masyarakat mutlak diperlukan. Kalau perlu ada lembaga masyarakat yang menangani khsusus soal kegiatan tersebut. Berdasar pengalamannya dulu sewaktu di Dinas Pariwisata, acara Bengawan Solo Fair dan Borobodur Live in Concert, bisa sukses juga lantaran keterlibatan banyak pihak. Para seniman bisa berkumpul dan menarik jaringannya untuk berperan aktif, termasuk dari luar negeri.
Karenanya, waktu pelaksanaan SPA yang kurang 3,5 bulan lagi segi kesiapannya perlu dikebut, koordinasi yang baik, dan evaluasi setiap saat.
''Yang penting kita pede (percaya diri) untuk bisa menjual Semarang''. [anhar]

Pengikut